Koran Harian Part 39

Hai sahabat zuper....

Hari ini gue akan membahas mengenai "Pengaruh Gaya Didik Orang Tua Terhadap Perilaku Anak"

Bukan, blog ini tidak akan beralih menjadi blog psikologi atau Parenting dan sejenisnya. Tapi topik itu gue bahas karna gue mau share sama kalian semua, apakah gaya mendidik ortu berpengaruh besar terhadap perilaku anak-anaknya. Lagian part ini lebih kepada curhat gue daripada teori ahli. So, for  the reader, silahkan filter yang baik-baik dan petik hikmahnya aja.

Now let's begin!

Kehidupan keluarga memang langsung merujuk otak kita untuk mengarah kepada orang tua dan anak. Walaupun dalam keluarga ada nenek-kakek, paman-bibi, sepupu-sepupu, besan dan lain sebagainya, tapi inti dari keluarga ya hanyalah Orang tua dan anak. Konflik dan kedamaian keluarga juga tentu hanya tentang hubungan orang tau dan anak.

Keluarga gue terdiri dari 4 orang termasuk gue sebagai anak pertama, ada adik laki-laki gue yang mungkin udah mulai memasuki jaman puber dan tentu kedua ortu gue. Dulu waktu gue kecil, ortu gue selalu dan tentu (seperti ortu kebanyakan) mengajarkan hal-hal mengenai budi pekerti dan segala hal yang berkaitan dengan itu. Waktu itu ketika ortu gue nasehatin karena gue bandel (seperti: keasikan main sama tetangga, manjat pohon, pergi ke jalan raya, mainin lipstik emak, gak mau mandi, atau loncat2 di bak mobil orang sampe jatuh) gue akan mendengarkan dan angguk2 aja. Gue belum paham waktu itu apa maksud ortu gue kenapa gue gak boleh begini dan begitu. Tapi gue gak pernah ambil pusing. Dunia anak-anak menyebabkan gue cepat lupa dengan nasehat dan bermain lagi sama tetangga-tetangga gue sampe sore dan lupa makan.
Dan sekarang, setelah gue gede, kata orang umur gue udah seharusnya jadi dewasa. Ortu gue makin menjejali gue dengan nasehat-nasehat yang ada beberapa yang bertentangan dengan ideologi gue. Mungkin itu karena gue masih belum paham dan belum sedewasa itu, tapi sejauh yang gue pikirkan gue mulai menelusuri bagaimana gaya didik ortu gue.

Bapak gue adalah orang yang cukup temperamen dan jutek. Setahu gue, bapak gue ini juga kadang suka pamer secara tidak langsung. Kadang sekali gue ngomong nanggepin sesuatu, dia akan mengeluarkan 5 kali lipat dari kata-kata yang gue bilang. Dan selalu, dia selalu membenarkan dirinya. Tapi di sisi lain, walaupun bapak gue ini jutek, dia juga kadang perhatian. Dulu sempet gue sadar akan perhatiannya tapi setelah adik gue lahir gue ngerasa dia jauh lebih pro ke adik gue dan selalu menyalahkan gue. Sisi baiknya lagi adalah, he is a strong men dan bertanggung jawab sama istri, ibu dan anaknya (kecuali dalam hal kerapian).
Menurut gue, cara bapak gue mendidik gue dan adik gue menang sudah sesuai dengan umur anak2nya. Tapi ada hal2 yang mungkin gak disadari. Seperti nyuruh melakukan seperti itu, tapi dia tidak melakukan seperti itu juga. Atau memberi larangan tapi tidak dijelaskan secara jelas apa alasannya.
Mungkin semua yang dilakukan punya niat yang baik, sayangnya tidak disesuaikan dengan jaman dan contoh nyata.

Sedikit berbeda dengan emak gue, dia lebih seimbang dalam mengurusi gue dan adik gue. Dia nggak pro ke gue ataupun ke adik gue. Emak gue ini seperti emak2 kebanyakan sih, bedanya dia gak suka make up dan nggak uptodate banget sama yang namanya teknologi. Sisi baik emak gue adalah dia lebih sabar daripada bapak gue. Masakannya juga gak ada tandingannya. Tapi sisi buruknya adalah dia terlalu sensitif. Gue ngidupin 1 lampu di kamar aja dia bisa maki2 gue gara2 dia gak bisa tidur. Selain itu dia juga sering marah kalo gue pulang malem, dan kemarahannya itu kadang mirip sama bapak gue, kata2nya suka menusuk. Secara umum, gue lebih deket sama emak gue daripada bapak gue.

Well, kalo gue jelaskan gaya didik ortu gue, mereka sering memberikan larangan yang menurut gue mereka mungkin gak tau secara pasti apa dampaknya. Misal, ngelarang adik gue pergi ke luar sama temen2nya pas libur sekolah, nyuruh sama adik gue atau just stay at home kalo libur. Tapi mereka dari pagi gak ada di rumah dan siangnya tidur.
Okelah, gue ngerti soal itu, tapi kenapa kami gak boleh keluar kalo toh di rumah pekerjaan yang harus dikerjakan udah selesai. Intinya gue hanya butuh pembuktian dan contoh nyata, bukan cerita bagus ketika mereka rajin membantu ortu atau sering naik sepeda ke sekolah waktu seusia gue. Please, we are in the different time.

Hhh... gue udah capek.
Capek ngetik maksudnya.
Mungkin kalian semua berpikir berbeda2 sama gue. Ada yang sama dan ada yang kontra sama pikiran gue, tapi akhirnya gue sadar ujung dari part ini adalah curhat belaka. So, jangan tertipu.
Stay reading and stay on there!

Komentar

Postingan Populer