Koran Harian Part 49

"Masa lampaumu adalah milikmu, masa lampau saya adalah milik saya. Tapi masa depan adalah milik kita bersama." 

-B.J. Habibie- 



Beberapa hari lalu, aku baru saja menonton film based on true story dari kisah hidup dan asmara mantan presiden ketiga Indonesia, Bacharudin Jusuf Habibie. Judul filmnya Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2) rilis tahun 2016 lalu dan minggu lalu baru aku sempat tonton dari saluran youtube. 

Oh My GOD! Cerita filmnya yang mengisahkan tentang perjalan B.J. Habibie semasa menempuh kuliah di Jerman, membangun industri penerbangan dan kisah cinta masa muda dengan seorang perempuan berkebangsaan Jerman, Ilona. Pemeran Habibie di film itu tak lain dan tak bukan adalah aktor multalenta Reza Rahardian dan Chelsea Islan sebagai Ilona. 

Aku terpukau dengan karakter Rudy Habibie yang diperankan dengan sangat apik oleh Reza Rahardian. He's so awsome! Habis itu aku bandingkan langsung, bagaimana perawakan asli Bapak Habibie dengan yang ada di Film. And WOW! Pendalaman karakter yang sangat baik!

Dan semenjak itu, aku baru tau ternyata begitu luar biasanya seorang B.J. Habibie dan tidak mudahnya beliau menjadi seorang yang kini, di usia tuanya menjadi sosok yang dihormati dan mengispirasi. 

Selain itu, hal yang paling menarik dari kisah hidup B.J. Habibie adalah kisah cintanya bersama Ibu Ainun. Kata-kata yang aku tulis di awal part 49 ini, itu adalah kalimat yang cukup menggambarkan dan sangat menilik kisah cintaku sekarang. 
Gimana tidak, kemarin sebelum menemukan film itu tak sengaja di youtube, aku juga tak sengaja menemukan pesan-pesan yang dikirim ke kronologi Putra Mahardika dari mantan keduanya. Sebut saja A. 

Itu dikirim sekitar tahun 2010, sudah lama. Tapi cukup menggelikan, cukup menyerikan perasaan. But, it's no problem. Besoknya aku belajar, bukan cuma dia yang punya masa lalu, aku toh juga punya masa lalu. Jadi aku rasa nggak pantas kalau aku kesal karena masa lalunya. Itu terlalu kekananak-kanakan. Yang ada sekarang, adalah yang harus aku jalankan. Jika ada dia sekarang, maka kami akan bersama-sama. 


LALU
Bagaimana kalau kita berpegangan saja? 
Biar tidak kita tersesat sendiri
Aku pasti akan takut, juga kau, kan? 
Jangan terlalu erat, aku juga tidak akan menjauh
Tidak akan berlari, karna pasti lelah
Lalu, bagaimana kalau kita mulai berjalan maju saja? 
Tenang, kita pasti akan sampai
Asalkan masih Kita. 

-Ratih, 2017-

Komentar

Postingan Populer