Koran Harian Part 56


Pertama-tama aku ingin bilang.....
Bersabarlah bagi para YourRaisa jomblo... eh single.. yang masih patah hati akibat sang idola akhirnya resmi jadi milik bang Hamish Daud. Bersabarlah.. 


Hari ini, masih pagi sekali. Aku sedang ada di kantor, tidak tau apa yang harus dikerjakan karena pekerjaan hampir sudah selesai. Lagipula ini adalah hari terkahir aku di kantor ini karena besok Senin aku akan balik lagi ke kantor lama. Kantor yang aku harapkan orang-orangnya bisa menerima aku sebagaimana apa yang aku mampu. Tapi, pertanyaan besar tiba-tiba muncul, Apakah aku akan tetap bertahan seperti ini? Menjadi yang tunduk aturan kantor, pakai seragam, jam kerja diatur dan sebagainya. Tanya Bob Sadino, "Anda kerja apa dikerjain?" 

Jadi aku berpikir itu pagi ini secara tiba-tiba. Setelah melihat seorang yang katanya jadi motivator dan trainer faforit di Indonesia, James Gwee, tau? Jujur aku sama sekali tidak tau siapa bapak-bapak itu. Yang aku tau hanya beberapa motivator, speaker yang sudah keluar masuk televisi misalnya Pak Mario Teguh dengan "itu"nya setiap akhir bicara dan Merry Riana dengan 1000 dolarnya. Jadi pertanyaan lain muncul lagi, Kenapa kita harus percaya dengan motivator?

Nah, ditemani seonggok gorengan tahu isi  dan lagu-lagu dari Rendy Pandugo, aku akan mulai membahasnya. 

Mari kita ulang lagi kedua pertanyaan diatas. 
1. Apakah aku akan tetap bertahan seperti ini? 
2. Kenapa kita harus percaya dengan motivator? 


Pertama, posisiku sekarang adalah masih seorang anak perempuan yang belum mandiri sepenuhnya. Orang tuaku masih marah kalo aku keluar malam, pulang larut sekali dan masih suka nyuruh-nyuruh mandi. Umurku masih 21 tahun jalan, sebentar lagi jadi 22 tahun depan jadi aku bisa menyanyikan lagu 22 dari Taylor Swift. Aku sudah lulus kuliah D2 dan sudah bekerja di tempatku kuliah. Sempit sekali pergaulanku sebenarnya. Tapi aku pikir, pengalaman pertama, siapa tau nanti akan lebih baik. 
Hmm... tak ada yang tau dalam hatiku terjadi banyak pertentangan. Ditambah punya pacar yang cukup berbeda wawasan, pola pikir dan pandangannya terhadap sesuatu. Itu membuatku semakin sadar bahwa apa yang aku capai sampai saat ini belum seberapa. Terkadang aku seperti menyerah, mengecilkan diri sendiri dan terlalu takut menghadapi orang lain yang lebih tinggi dan lebih bagus. Tapi kadang juga aku bersemangat, aku gembira, aku percaya diri dan mengganggap ini adalah petualangan jadi just enjoy it
Dalam mimpiku aku pernah berpikir ingin jadi penulis, berhara orang-orang akan sudi berkelana dalam cerita yang aku tulis. Lalu aku berpikir ingin menjadi penyanyi, tapi mengingat aku tidak terlalu pandai mengolah suara dan nafas, jadi kuputuskan untuk menyanyi di kamar mandi saja. Tapi semakin lama, aku merasa bahwa suaraku bagus. Belakangan aku baru tau bahwa peralatan kamar mandi bisa membuat suara terdengar lebih merdu. Huh. Selain itu aku juga suka menggambar. Sekarang aku lagi suka menggambar doodle, karna kurasa lebih gampang dari melukis pemandangan. Tinggal aku mengolah imajinasi. 

Lalu apakah aku akan bisa meraih mimpiku? Mungkin aku bisa membuka toko souvenir atau kerajinan kreatif? Apa sajalah asal aku tidak terbelangu dengan komputer kotak yang kelu, meja yang banyak beban, serta kertas2 bisu dan lemah. Dan demi mewujudkan cita-cita yang mulia itu aku aku butuh motivasi, butuh semangat, dukungan. 

Maka dari itu, mari kita lanjut utk yang kedua. Percaya dengan motivator? 

Aku pernah mendengar ada seseorang di depan umum, seperti saat aku ospek, jadi panitia ospek 2 kali dan ikut seminar-seminar selama kuliah. Mereka kebanyakan tidak terlalu terkenal, tapi memang mereka pandai bicara, pandai mempengaruhi orang, pandai tersenyum dan dan membuat orang lain tertawa dan terbawa suasana. Sebut saja mereka speaker, trainer atau motivator. Karena menurut pengalaman pribadiku, setelah mendengar orang-orang itu berbicara 1 jam, ada getaran dalam hatiku, ada yang terbuka dalam diriku dan aku jadi semangat. Tapi begitu lewat seminggu setelahnya hal-hal itu mulai pudar. Dan sebulan kemudian menguap seiring aku menguap setiap bangun tidur. Memang ada beberapa kata dan kalimat yang mungkin melekat dalam ingatanku. Tapi saat ini aku lupa. 

Nah dari sekian kalimat-kalimat pembangkit semangat dan kesadaran orang-orang terebut, apakah aku harus percaya dengan mereka? I Think is NO. 
Kenapa? Ya karena apa yang orang-orang itu katakan adalah apa yang mereka pernah alami. Kalo mereka tak pernah mengalaminya, gelar mereka buat motiavator tapi a liar. Jadi kurasa aku bisa menerima, mendengar apa yang mereka katakan. Siapa tau bisa jadi apa yang mereka alami terjadi juga denganku. Jadi apa yang mereka katakan bisa aku jadikan antisipasi, tapi tidak percaya dengan apa yang mereka lakukan sebagai solusi pemecahan masalah harus kita ikuti seluruhnya dan semirip mungkin. Kita juga harus pandai. Hidup kita pasti berbeda dengan mereka. Jadi kita pertama-tama harus percaya dengan diri sendiri. Setiap masalah ada solusi dan itu berbeda-beda. Ada banyak factor yang mempengaruhi masalah dan pemecahannya. Banyak sekali. Jadi, percayalah dulu dengan kemampuanmu. 

Lalu, ngomong2 tetang motivator, mereka itu tidak hanya orang-orang yang pandai bicara di depan orang banyak. Moivator itu bisa saja ibumu, ayahmu, kakakmu, adikmu, kakek nenekmu, pacarmu, bibimu, kepala sekolahmu, teman SDmu, teman satu gengmu, idolamu, orang di jalan raya yang kamu lewatin, pemerintahan di negaramu, atau tukang laundry dekat rumahmu. Jadi motivasi bisa datang dari mana saja. Asalkan kamu percaya diri. 


Komentar

Postingan Populer