Akan Kuceritakan : MINI DINO



Hai kenalin, namaku Raisa, biasa dipanggil Ra atau Ai. Waktu kecil dulu, kira-kira usia 8-10 tahun, aku sangat suka mengumpulkan benda-benda kecil yang sudah tidak terpakai. Apapun yang aku temukan di sekitar rumah, di jalan, di sekolah atau dimanapun yang menarik perhatian pasti aku pungut. Pernah waktu melaksanakan persembahyangan di sekolah, aku menemukan sebuah cincin yang punya batu warna merah magenta di tengahnya. Awalnya aku pikir itu adalah cincin emas asli, karna warnanya sangat mirio seperti emas. Setelah sekian lama aku perhatikan, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengambilnya, cincin bermata magenta itu tergeletak tak jauh dari tempatku duduk. 

Sampai di rumah, aku bergegas mencuci cincin itu karna kondisinya memang cukup kotor setelah berjibaku dengan tanah. Lalu aku menuju ibuku, menanyakan tentang betapa beruntungnya aku menemukan sebuah harta karun. 

"Bu, liat deh aku nemuin ini lho!" kataku sambil menunjukan cincin bermata magenta itu.Sejenak ibuku berhenti dari pekerjaannya memotong sayur buncis yang akan dimasak, lalu bertanya, "Kamu dapat dimana cincin ini?" 

"Di sekolah! Sedikit terkubur di tanah tapi udah aku cuci kok."kataku. 

Ibu tidak langsung menanggapi jawabannku, ia malah kembali melanjutkan pekerjaannya memotong sayur buncis itu. 

"Ini emas kan Bu?" tanyaku penasaran. Berharap apa yang dijawab ibu akan sesuai dengan harapanku. 

Ibuku terkekeh, geleng-geleng kepala lalu bilang, "Itu memang emas, tapi emas tiruan." 

"Tiruan?" tanyaku lagi mendesak ibu untuk menjelaskan dengan jelas. 

"Iya tiruan, itu palsu nak." kata ibu sambil terus memotong sayur. 

Awalnya aku bengong, hanya bisa bilang "Oh" lalu pergi ke kamarku. Aku tidak kecewa karna cincin yang aku temukan ternyata bukan emas. Bagaimana pun juga, emas asli atau palsu, cincin bermata magenta yang tak sengaja aku temukan di sekolah itu tetap menarik buatku. Aku lalu mengambil sebuah kotak plastik ukuran sedang yang berisikan sejumlah barang lain yang aku temukan di berbagai tempat. Itu koleksiku.


Pengalaman menemukan cincin itu bukan kali pertama aku sangat senang dan tertarik mengumpulkan barang-barang yang mungkin orang kira tidak lagi berguna, sudah usang atau bahkan sampah. Sebelumnya aku sangat suka mengumpulkan kotak sabun mandi, ya kotak sabun yang bermerk lokal seperti Lux, Lifeboy, Giv, Sinzui dan lain sebagainya. Tapi diantara semua merk sabun itu, aku paling suka mengkoleksi kotak sabun Sinzui. Aroma sabunnya yang bahkan sangat melekat di kotaknya, serta sifat kotaknya yang cukup kokoh dibanding kotak sabun lain membuatnya cocok untuk dijadikan sebuah tas.

Ya sebuah tas. 

Saat isinya dikeluarkan dari kotaknya, aku suka menciumi sisa-sisa aromanya. Bahkan kadang, aroma kotaknya lebih menarik daripada sabunnya. Kotak sabun beraroma wangi itu lalu aku bawa ke kamarku, dengan kemampuan imajinasi yang pada saat itu sedang sangat cemerlang, aku menambahkan semua tali kertas diantara sisi-sisi kotak. Kadang pula aku melapisi bagian luar kotak dengan kertas kado agar terlihat lebih artistik. Dan taraaaaa.... jadilah tas mini yang siap digunakan untuk menampung berbagai benda-benda kecil. 

Kebiasaanku mengumpulkan, me-remake sesuatu hingga menjadi benda lain yang punya fungsi berbeda itu membuatku berpikir aku sama seperti Thinkerbell. Buat kalian yang suka menonton film animasi Disney pasti tau salah satu tokoh bernama Thinkerbell. Seorang peri kecil, berambut pirang yang memakai baju hijau dan berteman dengan 2 peri laki-laki yang terlihat bodoh tapi sangat setia kawan.

Aku sangat suka mendapuk diriku sebagai Thinkerbell versi dunia nyata. Menurutku ada banyak hal atau benda-benda kecil di dunia ini yang menarik untuk ditemukan dan tentunya dibawa pulang.

Selain cincin, tas kotak sabun atau sejenisnya, aku punya peliharaan super mini yang sering aku ajak berkeliling taman. 

Dia adalah seekor, eh sebuah miniatur dinosaurus jenis Brontosaurus berwarna orange dan sangat menggemaskan. Aku suka sekali membawanya pergi ke taman, bukan taman luas, tapi hanya sepetak tanah yang ditanami berbagai tanaman. Apalagi jika sebelumnya hujan turun, pastilah aku sangat bersemangat membawa Mini Dino untuk mengunjungi petak taman di halaman rumahku itu.

Aku suka berimajinasi bahkan Mini Dino adalah dinosaurus sungguhan. Aku ajak dia mandi di genangan air yang kalo dilihat seperti danau baginya. Lalu berkelana mengitari gulma-gulma yang seakan seperti pohon-pohon besar. Atau berteduh di bawah pohon bonsai milik pamanku yang lumutnya seperti tanah berumput hijau segar bagi Dino.

Aku lupa saat pertama kali menemukan di Mini Dino itu. Tapi yang jelas dan sangat sering aku lakukan adalah meletakan Dino di jendela kamarku. Karna tubuhnya yang mungil, jadi akan sangat berbahaya jika aku sampai meletakkan Dino di sembarang tempat. Maka jendela kamar adalah lokasi yang sangat cocok buat Dino beristirahat.

Pengalaman mempunyai peliharaan seekor Dino kecil, meskipun dia hanya sebuah miniatur membuatku sangat menyanyanginya. Bahkan kadang ketika aku sedang sedih atau kesal terhadap ayah dan ibuku, aku akan bersembunyi bersama Dino. Mengobrol seakan-akan Dino orange ini bisa mengerti dan menjawab segala kesedihanku.
 

Pada aku akhirnya beranjak dewasa, mulai berhenti mengumpulkan benda-benda kecil atau kotak sabun. Lebih tertarik bermain dengan teman atau membaca novel, aku masih menyimpan Dino dengan sangat baik. Bertahun-tahun selepas SD, SMP, bahkan saat SMA kotak plastik sedang yang warna sudah pudar itu masih tersimpan dengan sangat baik dan rapi. 

Sampai pada saat aku mulai melupakannya. Mulai mengenal cinta monyet, mulai hidup dengan sangat mandiri, suka kemah kemana-mana, dan bertualang dengan teman-teman Pramuka yang betulan manusia. Dino menghilang.

Hingga saat aku menuliskan cerita ini aku tidak tau dimana Dino. Bahkan saat mengetik kalimat-kalimat cerita tentang Dino, aku merasakan bahkan Dino, si Brontosaurus orange yang ekornya suka aku mainkan karna badannya cukup elastis itu seperti masih mengingatku. Aku seakan ditarik kembali ke masa dimana sosial media tak menjadi tolok ukur seberapa menariknya dirimu bagi orang lain.

Aku merindukan Dino.

Komentar

Postingan Populer