Cerita Cinta Chacha :)
Hari yang indah, burung camar berkicau di lepas pantai beterbangan bebas mengintai mangsanya di dalam air laut. Lalu dengan sigap menangkapnya.
Chacha terpana melihat keeksotisan dunia yang begitu ajaib. Lebih ajaib dari pertunjukan sulap yang pernah dilihatnya. Dalam suasana seperti ini, di dalam benak Chacha terbayang sesosok lelaki, yang ia cintai dan mencintainya. Ya, Igo, adalah lelaki yang beruntung bisa memilikinya. Serasa kini harinya penuh suka cita.
Tapi kebahagiaan itu seketika luntur karena sesuatu yang mengejutkan. Chacha akan dijodohkan dengan sorang lelaki keturunan ninggrat yang berasal dari Yogyakarta. Semua pihak telah menyetujui perjodohan ini, namun tidak dengan Chacha dan Igo pun yang baru mengetahui hal tersebut sangat kecewa.
^^^
“Chacha, mama mau ngomong sama kamu, apa kamu gak mau tunangan sama Jastinegoro? Ketahuilah, Jastin itu lebih baik daripada Igo, pacar kamu yang gak jelas asalnya itu! Jastin itu ninggrat lho..!” mama Chacha masuk ke kamar Chacha dan tanpa basa-basi nyelonong mengusulkan agar Chacha mau bertunangan dengan Jastin. “ Ninggrat sih ninggrat Ma, tapi kelakuanya gak tau adab! Cuma jabatannya aja yang ninggrat!” Cela Chacha saking kesalnya. “Lagian kenapa aku harus dijodohin segala?! Emangnya ini jaman Siti Nurbaya apa??!!” Bidiknya.
“Ahhh, sudahlah.. itu semua terserah kamu! Yang jelas tolong pikirkan martabat keluarga ini!!” Mama Chacha lalu pergi dengan kasar, tanpa melirik anaknya lagi.
^^^
Esok hari yang gelap, awan abu-abu menutupi langit biru, burung camar dan burung yang lain tak terlihat melayang-layang. Ikan pun dengan tenang berenang di bawah air laut yang dingin.
Sejenak Chacha berpikir untuk luluh hati menerima pertunangan itu. Namun, bagaimana dengan Igo? Ia adalah lelaki yang selalu sempurna bagiku! Batin Chacha. Ia lalu termenung kembali memikirkan keadaanya kini.
^^^
Igo juga termenung akan pertunangan itu. Ia tak menyangka semua ini akan terjadi. Terlalu cepat unutk Igo berpisah dengan Chacha, gara-gara pertunangan yang tidak masuk akal ini.
Tuhan tolong berikan aku kekuatan untuk menghadapi cobaan ini! Pinta Igo. Ia lalu mengambil Hpnya dan hendak menghubungi Chacha.
^^^
Hari berlalu terlalu cepat. Tiba saatnya Chacha untuk mengambil keputusan atas pertuangan itu. Chacha sempat bingung untuk memilih keluarga yang sekarang martabatnya ada di genggamannya, tapi di sisi lain ia sangat tak rela meninggalkan Igo, kekasihnya. “ Oh Tuhan, bagaimana ini?” Keluh Chacha, lemah tak berdaya.
Sebelum bertemu dengan keluarga Jastinegoro, Chacha terlebih dahulu menemui Igo.
^^^
Di taman yang indah penuh dengan bunga warna-warni. Tak dapat terhitung kemegahannya. “Tuhan, mengapa nasibku tak seindah bunga ini?” pikir Chacha dan Igo bersamaan tanpa mereka sadari.
Mereka hanya bisa diam tanpa ada suatu topik. “Cha, gimana kamu?” Tanya Igo memulai pembicaraan. “Maksud kamu?” Chacha balik bertanya. “Yaa.. Apa kamu udah nerima pertunangan itu?” “Belum, aku belum jawab apa-apa tentang itu. Dan aku minta pertimbangan dari kamu!” pinta Chacha. “Aku gak mau ninggalin kamu cuma buat pertunangan nothink itu. Karna kamu adalah lelaki yang begitu sempurna dan akan selalu kucintai!” ujar Chacha. “Aku juga gak mau kamu tunangan sama anak ninggrat itu. Aku mau kita selalu bersama selamanya.” Igo bertekad. “Kalau begitu, aku akan ngomong dan jelasin semua ini sama orang tua kamu. Dan aku akan nunjukin sama anak ninggrat itu, siapa sih Igo sebenarnya!” Igo lalu menarik tangan Chacha dan pulang ke rumahnya menemui orang tuanya.
^^^
“Om, tante, sebenarnya Chacha gak mau tunangan sama anak ninggrat itu, karna dia hanya mencintai saya! Dan maaf kalo saya lancang, tapi saya katakan bahwa cinta itu gak bisa dipaksain. Sama siapapun orangnya!” tegas Igo. Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya orang tua Chacha mengerti dengan perasaan putrinya.
Hari pertuangan ditetapkan pada hari ulang tahun Chacha. Dan acaranya dilaksanakan di tepi pantai faforit Chacha dan Igo. Mereka lalu bertukar cincin sebagai lambang Cinta mereka yang tak akan pernah lepas sampai ajal menjemput…
Anugrah Cinta”
Bila
hatimu hanya untukku
Ketahuilah,
kuakan simpan di jiwaku
Bila
ragamu terus disampingku
Ketahuilah
kuakan menjagamu
Cintaku
padamu tulus dari dalam hati
Tak
dapa dimusnahkan meski kau pergi
Akan
terus mengalir meski waktu berhenti
Tuhan…
Terima
kasihku padanmu
Karna
Engkau telah dengan senang hati
Memberiku
seseorang yang sempurna
Untuk
kujadikan pendamping hidupku
Hari ini, esok, dan seterusnya…
Komentar
Posting Komentar