Koran Harian Part 24
"Rumput Tetangga memang Terlihat Lebih Hijau"
Yang gue rasain seperti itu ketika gue bertandang ke rumah temen-temen gue walaupun di rumah temen gue gak ada rumputnya. Eh bukan, maksudnya adalah gue merasa bahwa keluarganya sangat berbeda dari keluarga gue. Sambutan yang hangat, keakraban yang langsung muncul seketika seperti sudah sangat saling mengenal. Kadang gue juga iri dan membandingkan dengan keluarga gue sendiri.
Saat temen-temen gue datang ke rumah gue, gue gak merasakan apa yang orang tua atau keluarga temen gue tunjukan ketika gue ke rumahnya. Bahkan kalau di rumah gue, cenderung suasana menjadi sangat canggung. Jangankan orang lain, gue sendiri pun kadang merasa enggan untuk diam di rumah dengan situasi yang tak seramah dan seakrab ketika gue ada di rumah temen-temen gue atau berada di antara sahabat-sahabat gue. Ya, pada dasarnya keluarga gue punya sifat cuek. Itu pun juga menurun ke gue. Keakraban dan kehangatan baru akan gue rasakan ketika ada acara di rumah. Setelah itu selesai, ya udah. Semua kembali seperti semula.
Tapi, gue sebenernya gak menyalahkan orang tua gue, nenek kakek gue, sodara-sodara gue apalagi menyalahkan takdir yang menempatkan gue di keluarga ini.
Gue tetep dan akan selalu bersyukur.
Kenapa? Gue cuma punya satu jawaban.
Karna ini hidup gue.
Hidup itu adalah sesuatu yang mesti gue jalani sampai selesai.
Sama seperti ketika saat ujian mata kuliah komunikasi bisnis lalu di kampus, soalnya beda-beda. Mau susah mau gak, ya soal dengan nomor seri berapapun yang gue terima harus gue jawab semuanya. Gue gak bisa menyalahkan dosen yang buat soal, apalagi menyalahkan kertas soal yang tidak berdosa itu, mencaci makinya, mencabik-cabiknya, atau murka dengan kata-kata dramatis dan menyayat menusuk relung hati terdalam. Kalo itu sampe terjadi, 99,9% gue akan berakhir di luar kelas.
Yang bisa gue lakuin adalah berdoa agar gue bisa menjawab soal-soalnya dengan baik. Kemudian belajar walaupun dengan sistem kebut semalam. Ketiga adalah menyiapkan properti: pensil, pulpen, dan pensil warna.
Yang paling penting adalah gue harus yakin dan percaya.
Karena ketika kita yakin, semuanya pasti akan berjalan lancar. Walaupun ada banyak halangan rintangan menerjang, gue pasti bisa!
Aha...!
Sekali lagi, bagaimana pun elo dan kehidupan lo. Apapun yang lo alami, berapa berat beban yang lo pikul, dan dimana pun lo dilahirkan, loe tetep mesti harus kudu yakin!
Walaupun orang bilang lo miskin kek, kudet kek, gak fashionable kek, lola kek, penakut kek dan sebagainya.
Buktiin aja bahwa lo itu mungkin miskin harta karna itu harta orang tua lo tapi lo kaya hati. Bahwa lo itu kurang update karena loe itu sederhana dan loe tidak terbawa arus tapi mengikuti arus. Bahwa lo itu memang gak fashionable karna lo hanya pakai pakaian yang bikin loe nyaman bukan yang bikin dompet kelimpungan. Yakin aja lo itu punya kecantikan/kegantengan yang terpancar dari dalam.
Tunjukin juga kalo lo jadi lola karna lo harus memilah dan memilih secara benar-benar tentang sesuatu hal. Gak asal jeplak dan bicara seenaknya.
Bahwa loe itu penakut kalau lo sampai berbuat sesuatu yang merugikan atau menyakiti orang lain. Tapi ketika loe benar, niscaya loe pasti juga mendapatkan yang semestinya.
Wuaha ha ha ha... * **
*post ini hanya untuk meramaikan blog gue. Dan diperuntukan untuk mereka yang lagi setengah sadar. Jadi kalo mau baca, jedotin dulu kepala anda di tembok atau kalau gak punya tembok bisa gunakan benda-benda di sekitar anda seperti: hape, komputer, setrika atau pot bunga.
**membaca post ini dapat menyebabkan kelilipan, katarak, gangguan pernapasan, migrain dan diare.
Sekian dan Terimakasih..
Salam super.
Komentar
Posting Komentar