Pesan Tinta 1_Cerpen
PESAN
TINTA
Cerita
ini adalah tentang sebuah perjalanan. Perjalanan yang biasa kusebut kehidupan.
Dan kau tau? Dalam usiaku yang masih terbilang remaja ini, dimana aku ingin
melakukan segala hal yang kupikirkan. Segala hal yang dianggap menyenangkan bagi
remaja lainnya. Segala hal yang menghabiskan uang, dan segala yang membuatku
puas.
Tapi, juga kau perlu tau, setiap insane di dunia
ini punya perbedaan. Termasuk aku dan orang-orang seusiaku. Dan perbedaanya,
aku tidak bisa melakukan segala hal yang ada dalam benakku, aku tidak bisa
seenaknya menghabiskan duit orang tuaku, dan aku tidak bisa ikut meramaikan
mall-mall dengan penuh rasa penasaran dan berburu merk-merk terkenal.
Mungkin memang terkadang aku tak bisa terima
terhadap apa yang menjadi rute perjalananku sekarang. Aku terkadang tidak bisa
mematuhi rambu-rambu, sangat malas melalui jalan lubang berbatu, juga terkadang
melupakan peta yang aku bawa dalam genggaman. Tapi, ketahuilah bahwa tidak ada
seorang pun yang hidup dalam ketiadaan hitam dan putih.
Pagi
itu, anak-anak ayam di rumahku mulai bersuara seperti jangkrik malam hari. Aku
terbangun dan menjalankan aktivitas biasaku. Bersekolah. Layaknya murid
lainnya, dan seperti aku pada biasanya,
aku hanya tersenyum dan menyapa setiap teman yang kujumpai sepanjang lorong.
Kau tau? Aku lebih sering menggunakan tangga sebelah barat gedung sekolahku
daripada tangga sebelah timur untuk menuju kelasku. Kenapa? Karena aku bisa
melihat semua kelas dan teman-temanku di setiap kelas sepanjang langkahku menuju
kelas. Meskipun biasanya di tangga barat sering terdapat cowok-cowok kelas lain
yang juga sering menggodaku, tapi it’s no problem. What ever they want. Karena
aku tidak peduli dengan bualan murid-murid yang bahkan bisa memenuhi jejeran
tangga pada jam pelajaran berlangsung. Dan itu bukanlah hal yang luar biasa,
karena kau tau bagaimana sekolah yang menampung murid-murid superman dan
supergirl ababil.
Yang aku
sayangkan dalam perjalananku menuju kelas, tak kulihat seorang pun sahabat
dekatku. Jika dalam OSIS yang pernah kujabat dulu, aku dan sahabat-sahabat itu
menyebut kami sebagai 6 Serangkai. Juga di dalam kelas, salah satu temanku
menyebut perkumpulan teman-teman kelas sebagai Stupid Garing. Tapi, walaupun
aku berada pada kelompok A dan B, aku berusaha untuk tetap fear. Berusaha untuk
tetap mendahulukan yang lebih penting dan berusaha tidak membeda-bedakan teman.
Juga yang paling penting dalam hidup ini adalah berusaha untuk tetap menjadi
diri sendiri.
Jika pertanyaan ini muncul, “Siapa saja mereka?”
maka aku akan menjawabnya dan akan kuperkenalkan padamu satu persatu.
*STUPID GARING*
1.
Namanya
Dewi, asalanya dari Desa Sangeh dan dia adalah salah satu yang paling labil dan
paling open disini. Sama sekali ia tak ragu untuk menceritakan segala
curhatannya pada yang lainnya. Tentang keluarga, gebetan, pacar, atau segala
hal yang ia temukan dalam media social online.
2.
Sucia,
dia adalah yang paling kurus diantara kami. Jika dalam foto selfi, ia selalu
berpose layaknya model kalem. Hanya tersenyum tanpa gaya-gaya mulut aneh
lainnya. Juga ia dianggap paling feminim diantara kami.
3.
Terkadang
gemes dan tidak sangat suka dengan guru Kaprog jurusan kami. Entah kenapa
ketidaksukaan itu bisa muncul. Yang jelas, rumahnya adalah saksi bisu
tertiupnya lilin korek pada ulang tahunku yang ke tujuh belas juga kue tiramisu
istimewa yang diberikan seseorang padaku tanpa pernah aku ketahui
kedatangannya. Dan temanku ini bernama Diana.
4.
Terakhir,
dia yang kalem, dan terkadang suka stress sendiri memikirkan kekejaman
guru-guru memberikan segunung tugas sampai over dosis. Namanya Asih. Asalnya
dari Ubud, dan dia termasuk juga pemilik rambut terpanjang sekelas seperti
Diana.
*6 SERANGKAI*
1.
Ananta,
dia yang namanya sama dengan nama sebuah hotel ini adalah yang paling tertinggi
ukuran tubuhnya. Dia juga pernah aku claim sebagai seorang dengan darah campuran Bali-China karena matanya yang
sipit dan kulinya yang putih. Si Ananta ini paling suka mencari-cari alasan dan
pintar ngeles. Dia sangat tidak
terima jika ia diremehkan dan tidak dianggap keberadaanya. Dan soal asmara,
Ananta pernah patah hati berat dengan seorang teman, namanya Nanik dan hal itu
juga yang membuat ia menjadi sosok yang berbeda.
2.
Tia,
yang pernah menjadi mantan kekasih Ananta ini adalah sosok gadis kalem.
Kulitnya yang coklat-manis membuatnya dijuluki Jepun {Jepang Puun-istilah
Bali}. Dan jika dia ikut dalam acara Gila Makan, maka aku yakin 99% dia pasti
kalah. Pasalnya, dia makan seperti putrid solo yang anggun dan harus tetap
rapi, bersih dan cantik. Satu suap nasi saja, bisa menghabiskan waktu
semenit untuk menghabiskannya.
3.
Dogler,
nama aslinya sih Danayasa, tapi karena lebih gampang dan simple, jadi aku
sering memanggilnya seperti itu. Dogler ini adalah yang paling tertua diantara
kami. Dan dia punya watak paling keras diantara kami juga. Did You Know? Dogler
pernah pacaran dengan Sri Dj, selama kurang lebih setahun menjalin hubungan,
akhirnya suatu hari yang dasyat, hubungan itu kandas di tengah jalan dengan
menyisakan serpihan kecil kaca yang mampu menggores seluruh bagian hati dan
jantung. Satu hal yang membuatku tidak pernah menganggapnya leih muda dariku
adalah, “ kamu sudah aku anggap sebagai adik sendiri” he said.
4.
Sri
Dj, Dj disini bukan kepanjangan dari Disc Jocky tapi Dwijayanti. Dia yang
seringkali meramaikan beranda facebookku dengan status-status galau ini adalah
pemilik rambut terpanjang diantara kami. Kisah asmaranya yang ironis membuatnya
menguras air mata dan seringkali terlalu tunduk terhadap siapapun yang menjadi
pacarnya. Untung saja, sekarang antara Dj dnegan Dogler sudah tidak ada
permusuhan seperti saat awal-awal pasca kandasnya hubungan mereka. Dan hanya
sekadar info, Dj ini adalah seorang penari handal diantara kami.
5.
Mahesa,
adalah sosok mantan ketua OSIS yang doyan mencari-cari traktiran dan juga
paling suka makan. Tak heran bila ia punya tubuh yang terbilang paling berat dalam
timbangan. Jika Dogler adalah yang paling tua, maka Mahesa adalah yang paling
muda dalam jajaran umur kami. Tapi, jika seseorang tidak tau tanggal lahir
kami, maka kemungkinan besar akulah yang dianggap paling kecil. Dalam kisah
asmara, dia paling jago dalam membuat sketsa dan drama, dan itu mampu membuat
wanita-wanita incarannya luluh dan menerimanya termasuk aku. Tapi, berselang
kurang lebih 1 bulan, aku akhirnya memutuskan hubunganku dengannya karena aku
merasa, lebih baik kita berteman saja.
Well, itu tadi
penjelasanku tentang sahabat-sahabatku di masa remaja menuju kedewasaan ini,
kata guruku.
Meskipun aku dan mereka punya berbagai perbedaan,
tapi yang ajaib dalam berbagai hubungan itu adalah perbedaan itu dapat bersatu
bahkan saling melengkapi. Dan seperti juga pacaran, sebuah persahabatan juga
akan mengalami fase naik dan turun seperti demam, atau pasang dan surut seperti
lautan, juga lika-liku perjalanan yang tidak semulus jalan tol.
Indonesia said, “Bhineka Tunggal Ika”Pepatah berkata, “Perbedaan itu Indah”SMS terbaca, “Persahabatan layaknya tiang dalam sebuah rumah, jika salah satu tiang roboh, maka rumah itu akan menjadi tumpang dan akhirnya roboh.”Dan aku berdoa, “Tuhan, satukanlah kami kembali…”
Komentar
Posting Komentar