Air untuk Hati Nurani
CATATAN-CATATAN
TERCECER
Oleh: I. W. SUWANDHA
Catatan kecil untuk
si Maya
Ketika kita terlahir ke
dunia ini sebagai manusia, hal pertama adalah tangisan keras kita sebagai orok
dan senyum kebahagiaan dari ayah dan ibu, saudara, sanak keluarga. Atau mungkin
tangis keras kita sebagai orok tidak disambut dengan kebahagiaan karena
kehadiran jabang bayi tidak menjadi keinginan dari orang yang pantas kita sebut
sebagai ayah atau ibu.
Kebahagiaan atau ketidakbahagiaan
adalah cetusan yang muncul dari pikiran. Kita kita menyadari bahwa pikiran
adalah permainan maya yang menyelimuti diri yang bernama tubuh. Tubuh ini
adalah kereta terdiri atas penyatuan zat panca maha butha yang dilengkapi panca
karmendria serta panca tan mantra dan bermuara pada lima selubung maya yang kita sebut panca maya
kosa dan sang kusir adalah Atman.
Kita beraktifitas tidak pernah
terlepas untuk menggunakan kereta yang bernam tubuh. Makan, tidur, berjalan, berkomunikasi,
sedih, gembira, marah, benci, egoisme dan segala perilaku kita, kesemuannya
berhubungan dengan digerakkan serta dikendalikan oleh maya. Kita tidak pernah
tahu bagaimana cara kerja si mayamemanfaatkan ruang otak kitauntuk menampung
semua permainan ilusi. Sejak zaman purba siklus ini berjalan berputar ibarat
roda. Terkadang di atas, terkadang di samping, dibawah … terus berputar dan
berputar.
Kapan kita akan menyadari bahwa
kelahiran sebagai manusia merupakan kelahiran langka karena diberi kesempatan
untuk menjadi pemain dalam pentas pertunjukkan kehidupan dengan Sutradara Agung
yang bernama Kesadaran Kosmis?
Kita memerankan tokoh yang bernama
Dharma atau Adharma, keduanya senantiasa berdampingan.
Pertentangan dengan wajah atau tokoh
di atas pentas senantiasa bergulir antara kebajikan dengan kemerosotan moral,
antara baik dengan jahat, antara kedamain dengan kerusuahan…. Dan banyak lagi
pertentangan lainnya yang akan memenuhi cermin yang bernama maya.
Pecahkan cerminnya… biarkan maya
hancur menjadi serpihan kerikil maka Diri ini akan terkuak. Serahnnya
sepenuhnya buah perbuatan kita sebagai persembahan, karena hanya DIA yang
bernama Kesadaran Kosmis pelakunya.
Hanya Dialah pelakunya
Catatan Politik
menggelitik di depan cermin
Di
media cetak maupun elektronik saat ini marak digelindingkan tentang pilkada
tentang kasus korupsi dengan aneka perniknya. Sengaja diangkat tentang pilkada
dan korupsi, padahal kasus lain juga marak diberitakan. Berbicara pilkada, kita
akan diajak untuk mengelis jago. Kalau dulu wakil rakyatlah yang pintar
mengalus dan mengendus jago yang akan menang. Kalau sekarang? “mah beda
atuh” Karena rakyat yang punya suara.
Kenapa? Jawabannya simple: “ sekarang kan
pemilihan langsung oleh rakyat. Jadi rakyatlah yang menang. Karena rakyang
langsung memilih, maka tentunya aneka janji dan aneka program dipbral oleh para
kandidat dalam proses pilkada agar ujung-ujungnya kelaj terpilih.
Jika kita berhitung secara sederhana
saja, kira-kira berapa biaya yang harus dikeluarkan alias berpa kocek yang
harus dirogoh untuk membiayai cuap-cuap yang bernama kampanye? Maka jangan
kaget dan terheran-heran karena nilainya
“ Upsss…. Kagak kebayang” Jika kita mau merenung dan berhitung sejenak
duit darimana atuh? Tolong Tanya pada cermin di depan anda.
Lantas apa hubungannya dengan
korupsi? Nah untuk yang satu ini, tolong jangan pecahkan cermin jika topeng
kemunafikan sedang dikenakan. Sadari adanya harTA, tahTA dan waniTA akan
mengajak kita berjalan-jalan sejenak pada kenikmatan.
Ini adalah sentuhan drama kehidupan untuk
kenikmatan sesaat
Catatan
Sabda GITA tentang kehidupan
Hidup
adalah permainan
Sang pembuat scenario
Agung telah menetapakan dan menentukan lakon yang harus diperankan oleh actor
dan akrtis yang bernama manusia. Pangungnya adalah mayapada, kelirnya adalah
bentangan langit, lampunya adalah matahari, bulan dan kerlip gemintang, sound
sistemnya adalah gemuruh petir atau desau angin.
Mainkanlah peran kita masing-masing
Hidup
adalah teka-teki
Teka teki ibarat
misteri yang membuat kita penasaran atau membuat kita cuek alias acuh tak acuh
karena apatis terhadap diri sendiri. Jika kita menyadari bahwa yang namanya
teka-teki haruslah dicari jawabannya, maka syukurilah karena kita diberi
anugrah yang namanya otak untuk berpikir dan hati untuk memilah. Gunakanlah
kemampuan memilah untuk mencari jawabannya, jangam jadi penonton.
Pecahkanlah dengan
mengunakan wiweka
Hidup
adalah nectar
Kehidupan menjadi sosok yang bernama
manusia adalah merupakan kelahiran yang langka. Gunakan kesempatanmu untuk
mencari kesejatian dan bukannya bermain-main sampai tenggelam dalam fatamorgana
kehidupan.
Jangan mengejar bayanganmu dengan
membelakangi matahari. Lihatlah dirimu dengan menyongsong matahari. Kehidupan
adalah satu kilas balik dari tumpukan karma yang berproses. Sadarilah
kesementaraan hidup dengan memenuhi seluruh hidupmu dengan perbuatan bajik dan
dapatkan kenikmatan karena telah diberi kesempatan untuk melayani. “ Manawa
Seva Madawa Seva “ pelayana kepada sesame adalah sejatinya pelayanan kepada Tuhan
itu sendiri.
Cicipilah kemanisan dari pelayanan
Hidup
adalah menolong
Ketika perjalanan waktu bergerak ibarat
roda yang menggelinding tanpa henti ada kesunyian yang coba menutup kebisingan
dari gerak langkah hiruk-pikuk kehidupan yang berjalan. Tiba-tiba hentakkan
pikiran terhenti ibarat listrik padam. Kegelapan! Ya hanya satu kata gelap.
Sedikit demi sedikit ada siluet abu-abu yang memijar, perlahan meleleh agak
keputihan… memerah…merah keabuan… ungu…jingga…kuning…putih…terang pada satu
titik. Bergerak, meliuk…ibarat lidah apai dan akhirnya berdiam tegak memncarkan
warna putih menyilaukan.
Apa yang harus kulakukan? Sepenggal
pertanyaan tolol menggelinding lepas dari kepala.
“ Tanya pada dirimu…kwalitas apa
yang engakau miliki”
Saya sering terjatuh dalam hal-hal
negative
“ Itu karena engkau menyamakan
dirimu dengan tubuh. Ingat engkau adalah kebahagiaan Atma. Tunduka dirimu
sehingga engkau dapat mengangkat beban di pundakmu. Lihat aku dalam orang-orang
tua yang menderita, orang-orang yang kelaparan, orang-orang yang tidak
beruntung”
Kenapa sulit sekali melepaskan diri
dari godaan dan kesenangan rendah serta nafsu?
“Itu adalah leelaku. Kau hanya perlu
sedikit kerja keras untuk membuka tabir tirai maya”
Caranya bagaimana?
“Awasi saja fikiranmu. Ia yang
mengawasi adalah kesadaran murni. Kau akan temukan itu dengan cara berkarma…
layani tanpa motif. Itulah permainanKu untuk membuka kesadaranmu. Aku tidak
tergerak dengan apa yang engkau perbuat…suka duka, sedih gembira. Akulah adalah
saksi. Kaulah yang menentukan takdirmusendiri. Berkemaslah untuk berlayar
mengarungu lautan kehidupan. Jangan terpaku. Masa lalu bukanlah milikmu, masa
depan juga bukan milikmu. Sekarang… hari
ini adalah milikmu. Sadari!!! Jangan kejar bayanganmu. Cari kesejatianmu.”
Dimana?
“ Aku ada dalam dirimu.
Apa yang engkau fikirkan, apa yang
kau kerjakan dan apa yang kau tulis ini adalah AKU penggeraknya.”
Keheningan…kegelapan…kembali
menyeruak.
Ketika kerinduan pencarian sedemikian kuat
menghentak, sebenarnya Kita berjalan ke dalam mencari diri kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar